Ayahku seorang pendidik,walaupun kakekku "lurah hormat",maka banyak sahabat/kenalan ayahku adalah para pendidik,termasuk mertuaku....... 20 tahun kemudian.Hehehe....
Kenangan indah adalah ngala belut disawah/ngobor, bermain-main di Gunung Pipisan dan bermain-main di kebun manggu. Senangnya bermain di kebun manggu, karena hampir semua kebun manggu yang ada disana masih kepunyaan saudara2 ayah, sehingga tidak malu kalau ada yang matang mengambilnya. Itu adalah dahulu,kalau sekarang kebun manggu sudah jadi Pabrik demikian pular sawah yang biasa kami ngobor sudah jadi pabrik dan Gunung Pipisan hanya tinggal nama tidak berupa gunung lagi, karena sudah rata dengan tanah batunya diambil terus untuk membangun perumahan dan jalan2.Dan perlu diketahui,pada waktu itu Pameungpeuk belum punya listrik, bisa dibayangkan bagaimana gelapnya. Indahnya kalau ngobor belut, cahaya obor atau petromak cahayanya menerangi yang gelap. Demikian pula untuk penerangan dirumah pakai "lampu tempel" atau "patromak" bagi mereka yang berada.Dan kalau malam benar2 gelap,sunyi....sepi.......,kecuali suara kodok dan jangkrik. Kalau ngobor belut mulai dari Ciseupan sampai Bojong koneng atau Bojong manggu mapay2 sawah bermodalkan petromax atau obor, korang dan pemukul. Kalau sedang mujur sebentar saja korang sudah penuh belut, sialnya kalau sudah dikejar-kejar oray welang. Kadang2 terdengar suara gamelan dari Gunung Ciseupan, seperti rame ada yang kendurian, padahal siapa yang mau nabuh gamelan rumahpun tidak ada.Hiiiijjjj. Kalau sudah begitu pada berlarian sampai korang yang sudah diisi belutpun berjatuhan.Senangnya bukan main!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar