Selasa, 01 Desember 2009

KHAYALAN MULAI NYATA

Saya sendiri tidak merasa melamar pekerjaan, sekonyong-konyong ada panggilan dan diterima bekerja di Perusahaan Perkebunan Negara Unit Jawa Barat III. Ternyata hal itu adalah usaha dari ibu saya sendiri. Ibu pada waktu itu bertamu kerumah saudara yang saya tahu beliau adalah anggauta TNI Angkatan Darat, pernah bertugas di Batalion 330. Biasa saja obrolan ibu ngalor ngidul dan achirnya sampai kepada pembicaraan mengenai saya :" Engkus ge karek lulus ti SMEA can boga gawe". "Ari kersaeun mah Engkusna aya lowongan kangge Sinder Kebun di Perkebunan Malabar/Tanara, kangge Calon Employe Kebun". Ibuku langsung menjawab pasti si Engkus mah daekeun di Perkebunan. Ternyata ibuku punya obsesi agar saya bekerja di Perkebunan, karena terobsesi waktu di Ciamis oleh Putra-putri wa Adi KDBH pada waktu itu yang begitu lulus dari SKMA ditempatkan di Kehutanan Kabupaten.
Ternyata saudara ibu itu, biasanya kami memanggilnya mang Bini,adalahPerwira Petugas yang ditugaskan di Perusahaan Perkebunan Negara sebagai Kuasa Direksi.
Padahal padawaktu itu aku sudah bekerja di Padi Sentra dan sudah berhak dapat kredit speda tanpa motor walaupun aku baru bekerja dan masih calon pegawai. Persis aku akan diangkat jadi pegawai aku memilih bekerja di Perusahaan Perkebunan Negara, kabita harga beras cuma 1 rupiah akibatnya kredit sprda diberikan kepada calon pegawai lainnya.
Sayapun tidak menyianyiakan kesempatan ini, begitu diterima surat panggilan langsung menghadap ke Kantor di Jalan Dago Bandung dan menandatangani persetujuan untuk di tempatkan di Perkebunan Malabar/Tanara sebagai Calon Sinder Kebun.
Tanggal 15 Januari 1962 saya dijemput oleh sopir karena kebetulan waktu itu Bapak Administraturnya Bapak Oey Keng Boen rapat kerja di Kantor Direksi di Jalan Dago dan dari sana bersama dengan Bapak Administratur berangkat menuju Perkebunan Malabar.Langsung menuju rumah Administratur di Malabar; sekarang adalah quest house P.T.P.Nusantara VIII."
" Setelah makan kita istirahat dulu, lalu kita pergi ke Kantor di Tanara",begitulah kira2 kata bapak Administratur sambil beliau istirahat dan saya menunggu diruang tamu.Sambil nunggu diruang tamu saya ngebayangin rumah segede gitu hanya dihuni oleh 3 orang , pak Oey, ibu Oey dan putra yang bungsu yang laki2, sedang putri yang 3 lagi bersekolah di Bandung. Dari pada bengong nunggu diruang tamu saya lihat2 ruangan sekitar. Ada photo keluarga pak Oey Keng Boen, ada photo pemandangan kalau dilihat seperti di negeri Belanda, ada photo jelas orang Belanda, matanya tajam, bentuk mukanya bulat dan berkumis.......pasti ini Meneer K.A.R.BOSCHA, Administratur pertama Perkebunan Malabar, sambil bergurau dalam hati akupun memperkenalkan diri pada beliau dan akupun ingin seperti beliau jadi Administratur....hahaha. Tapi ingat hayalan anak kecil waktu mendorong mobil karena banjir di Pameungpeuk sebagian sudah terlaksana aku jadi pegawai perkebunan,jadi pegawai ondernimeng, jadi pegawai kontrak, siapa tahu hayalanku akan terlaksana. Bagaimana tidak Perkebunan identik dengan tanaman pasti diperlukan orang-orang yang mempunyai dasar pertanian/perkebunan/kehutanan, sedangkan aku sendiri jebolan SMEA.......mana bisa!!??.

Achirnya aku diterima jadi warga Perkebunan Malabar, setelah aku dikenalkan dengan Staf Perkebunan Malabar.Sebagai orang kedua/ Cheff Anplant/Wakil Administratur adalah Bapak R.Maryun Natadiningrat, Kepala Administrasi Bapak Agoem Sasmita, Kepala Pabrik Bapak Rohadi,Kepala Teknik Bapak R.Soenardi Djayaatmaja,Employe Kebun Bapak R.Hartoyo,Bapak Achmad Djayadikarta,Bapak Kosasih Djenar,Adang Abdurrachman,Bapak E.Uro, Yohan Rugebreght, Kang Asep Ruchiat, Bapak Darmin, Kang Lili Segly, Bapak Andi Wiramiharja, Anis Hadisupeno dan yang lainnya...maaf kalu aku lupa....abis udah hampir 48 tahun yang lalu. Ajiiiir!!.

Penjelasan dari Administratur sebagai calon employe, maka harus mempelajari pengolahan teh, administrasi dan tanaman, sedangkan untuk bidang teknik tidak diharuskan dan dilaksankan secara bergilir.
Giliran pertama saya harus mempelajari pengolahan teh, maka saya ditempatkan di Pabrik dibawah bimbingan Kepala Pabrik Bapak Rohadi dan Sinder Pabrik Bapak Daud. Saya harus mempelajari proses pengolahan teh mulai dari meber, melayukan, menggiling, mengeringkan,pemilihan ,pengepakan dan pengeluaran hasil ahir keluar Pabrik.
Ilmunya harus cari sendiri dengan cara memperhatikan pengolahan,banyak bertanya baik keatasan maupun ke Mandor Besar, Mandor dimana perlu kepada karyawan dan membaca buku-buku. Dan inipun berlaku dibagian lainnya seperti di Administrasi maupun ditanaman.

Beda sekali dengan penerimaan calon pegawai masa kini, selain disesuaikan dasar pendidikannya
kebanyakan sarjana diberi kesempatan mempelajari semua komoditi selama 1 tahun sebelum diangkat jadi pegawai Staf.

Setelah dari Pabrik saya ditempatkan di administrasi untuk mempelajari alur admistrasi di Perkebunan. Yang ada di bagian Administrasi adalah bagian TAtaBuku INduk/Tabin, ada Kasir, ada bagian umum dan ada bagian Gudang. Tidak terlalu sulit karena disini dikerjakan oleh manusia. Belum ada komputer seperti sekarang ini, semua dikerjakan kalau tidak di tik dengan tulisan tangan. Kalkulator masih asing yang ada hanya mesin jumlah.Yang agak canggih ada mesin FACIT dia bisa menambah,mengurangi,membagi asal bisa mengoperasikannya dan tidak semua orang bisa mengoperasikannya.
Laporan-laporan ditulis dengan pencil tinta rangkap dua dengan karbon. Tidak boleh dihapus, jadi jangan salah!

Saya pernah ditugaskan sebagai pemegang kas.Semua keluar masuk uang harus melalui kasir dan kasir hanya dapat mengeluarkan uang setelah disetujui oleh Administratur. Selain mengeluarkan uang saya juga ditugaskan untuk menyimpan dokumen2 yang sifatnya rahasia. Mulai dari surat pengajuan kenaikan pangkat, pengajuan mutasi, surat tegoran kepada Staf dan kondite pegawai staf, surat2 penting lainnya seperti Sertipikat HGU tanah dan yang lain-lainnya yanh sifatnya rahasia. Saya dituntut untuk tidak membocorkan rahasia2 tersebut........Hebat.

Selain itu saya berkewajiban untuk mengambil uang remise untuk keperluan seluruh pembayaran dan keperluan Perkebunan mulai dari membayar Gaji dan Upah karyawan juga membayar kepada pihak ketiga.
Sehari sebelumnya Perkebunan sudah memberitahukan VEEM TANJUNG PRIUK Bandung untuk menjiapkan uang dan kita tinggal mengambilnya di VTP Jalan Braga. Biasanya aku ditemani seorang karyawan dan 2 orang Polisi dari Pos Polisi Malabar sebagai pengawal. Bagaimana tidak pakai pengawal nilai remisenya pada waktu itu cukup besarrrr. Pagi2 sekali sudah berangkat langsung menuju Kantor Direksi di Jalan Dago sambil menyampaikan surat2 dan atau sample teh untuk aucktion dan keperluan lainnya ditiap bagian langsung menuju Kantor Veem Tanjung Priok di Jalan Braga yang sudah menyiapkan segala sesuatunya mulai uang besar sampai uang kecil. Bila kita lapar sambil menunggu giliran menghitung uang kami makan siang ditempat itu juga, karena dari Veem kami langsung menuju Perkebunan tanpa berhenti dijalan, karena uang hari itu juga akan dibayarkan kepada karyawan. Tanpa berhenti dijalan demi keamanan dan keselamatan. Alhamdulillah selama itu tidak pernah mendapat rintangan gangguan keamanan.
Bayangkan kalau tidak jadi bayaran hari itu, siang menjelang sore hari para karyawan sudah pada kumpul di los afdeling;aula tempat kegiatan pembagian beras, bayaran, kesenian,dakwah,pengumuman2 yang peerlu diketahui oleh seluruh karyawan mulai dari progam KB, PKK, Lingkungan untuk mencapai Desa Panca Marga sampai menjadi Desa Pancasila para pedagang sudah memenuhi tempat sekitar los, lengkap mulai dari pedagang keperluan sembako sampai keperluan sandang.
Remise yang saya bawa dari Bandung biasanya diterima dan dihitung kembali di Kantor Administrasi setelah itu baru dibagikan kebagian-bagian dan harus diambil,oleh Kepala Bagian/Employe dan di afdeling dibayarkan mandor per mandor. Sebelum dibagikan, maka harus dihitung dulu per mandor setelah cocok baru dibayarkan kepada karyawan per mandor.  Pada waktu bayaran saya kadang2 tidak mengenal lagi karyawan saya, karena mereka yang biasanya berbalut pakaian kerja pada waktu bayaran berubah kaya mau ada perayaan. Gadis2 pada berdandan dengan pakaian yang terbagus,perhiasan mulai dari kalung anting dan gelang dipakai tidak ketinggalan lippen yang merah membara demikian pula harum miyak wangi. Tak ketinggaln pula mereka2 yang setengah baya dan samppai yang sudak nenek2 memamerkan kecantikannya.
Kapan lagi dipamerkan, setiap hari sibuk kerja. Mau kekota? tranportasi dan komunikasi tidak semudah sekarang. Wah aku senang aja, apalagi lihat gadis2nya pada centil abis kepala bagiannya masih lajang. Hahaha.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar