Kamis, 15 November 2012

ANAKKU LAHIR DI PERKEBUNAN PASIR YUNGHUHN

Tidak lama aku di Perkebunan Purbasari hanya kurang dari 1 tahun dimutasi ke Perkebunan Pasir Yunghuhn.
Yang mengesankan dari Perkebunan Purbasari adalah aku mengahiri masa lajangku, aku menikahi mantan pacarku dan alhmdulillah pada waktu pindah ke Pasir Yunghuhn, isteriku bulan alaeun.Di Pasir Yunghuhn aku ditugaskan menjadi Kepala Pengolahan/Pabrik Pada waktu aku di Pasir Yunghuhn terjadi musibah tanah longsor yang menelan korban jiwa,  selang beberapa hari lahirlah anakku yang pertama, lahir di Rumah Sakit Pasir Yunghuhn.Perlu diketahui, bahwa untuk melayani kesehatan bagi karyawan Perkebunan dan warga Pangalengan ada Rumah Sakit yang dilola oleh Perusahaan. Dari Perkebunan Purbasari/Wanasuka ada jalan pintas lewat Cilaki kecil, makam umum dengan ciri kasnya pohon beringin yang besar,rindang menyeramkan juga dan ahirnya sampailah ke Pasir Yunghuhn.
Pasir Yunghuhn........rada aneh juga ya. Sebagai penghargaan kepada  Meneer Yunghuhn sebagai pelopor menanam kina/chinchona, ada pasir yang ditanam kina dijadikan kebun bibit kina. Meneer Yunghuhn yang makamnya ada di Lembang. Dengan perpindahan ini bertambah rekan kerja dengan atasanku sebagai Administraturnya bapak R.Dedeng A Sunarsa, dengan wakilnya bapak Arka Ardiwinata .Employe kebun ada Daman Soleh, Djafar Sukarna, Kepala Administrasi bapak Saman,Kepala Teknik Nasution dan banyak lagi pegawai2 bulanan yang sekarang sudah pada pensiun sebagai pegawai Staf.Kadang2 sudah pada lupa maklum sudah hampir 40 tahun.Yang asing dan aneh bagiku adalah merk dagang dari produk Perkebunan Pasir Yunghuhn, dimana Perkebunan yang lainnya merk dagang sama dengan nama Perkebunannya. Perkebunan Malabar merk dagangnya MALABAR, sedangkan Perkebunan Pasir Yunghuhn merk dagangnya adalah WALANDA. Entah bagaimna bisa demikian tapi yang saya tahu sebelum diambil alih Perkebunan Pasir Yunghuhn adalah milik Pemerintah Belanda seperti juga Perkebunan Cinyiruan yang biasa disebun PPN Lama dan PPN Baru adalah Perkebunan Swasta yang diambil alih. Untuk mengenang pamarentahan Walanda, panginten. Bekerja di Pengolahan /Pabrik harus siap phisik,jaga kesehatan, karena hampir setiap saat ada kegiatan mulai dari menerima pucuk basah dari kebun, meber, melayukan, turun layu, menggiling, mengeringkan, memilih/sortasi,mengepak sampai diangkut.Biasanya pukul 02.00 sudah mulai menurunkan pucuk layu . Bayangkan orang2 sedang nyenyak2 tidur kita sudah sibuk di Pabrik. Enyoj aja dah! Habis sudah bakat........bakat ku butuh. Pembangkit listrik untuk keperluan pengolahan menggunakan tenga uap dari ketel uap.Ada kebiasaan setiap jam 04.30 sirene/hatong dibunyikan, selain untuk membangunkan para karyawan juga suka dijadikan patokan bagi masyarakat sekitar perkebunan untuk memulai kegiatan, baik yang bertani atau yang belanja ke pasar Pangalengan. Suara sirine ini cukup keras dan dapat terdengar sekeliling perkebunan.Pada suatu hari untuk beberapa hari aku bunyikan sirene itu pada pukul 03.30. Semua orang pada ribut, kok masih malam, padahal sirine sudah berbunyi.........bukan kesiangan,tapi kepagian. Karena banyak yang protes, ahirnya pimpinan turun tangan dan menanyakan kepada saya. Supaya tahu saja, kalau sirine sudah berbunyi artinya saya sudah ada di Pabrik. Ada2 saja ! Achirnya sirine dibunyikan seperti biasa lagi pukul 04.30. Hapunten kulan! Tidak lama aku bekerja di pengolahan perkebunan Pasir Yunghuhn, gara2 longsor Pabrik Pasir Yunghuhn ditutup, akibatnya saya sebagai kepala Pengolahan dimutasi ke Perkebunan Dayeuh Manggung jadi Kepala Bagian Kebun.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar