Sabtu, 25 Juni 2011

Bekerja sambil belajar

Di Perkebunan Malabar aku mulai belajar bekerja. Belajar cara mengolah teh,membuka lahan, menanam teh,administrasi perkebunan dan secara tidak langsung belajar teknik. Timbul kepercayaan diri aku mampu bekerja,aku mampu menguasai pekerjaan perkebunan. Benar-benar aku digojlog masalah perkebunan di Perkebunan Malabar, sehingga ilmu yang aku dapatkan dapat dimanfaatkan dan menjadi modal bagi karirku selama di Perkebunan. Berorganisasi politikpun aku belajar di Perkebunan Malabar. Mula-mula aku tak tahu apa itu SARBUPRI, serikat buruh yang merupakan onderbow Partai Komunis Indonesia. Katanya pada waktu Perkebunan di kelola oleh Asing dalam hal ini Belanda, posisi Sarbupri sangat menguntungkan, bila keinginan, permohonannya tidak dikabulkan, maka mereka akan mogok. Itulah sebabnya si Bule ini mendekati Sarbupri, supaya jangan mogok dan yang beruntung adalah Pengurus Sarbupri, karena HONOR nya meningkat. Pertama kali Perkebunan diambil alih oleh Pemerintah organisasi buruh yang dominan di Perkebunan adalah Sarbupri. Karena keberadaan Sarbupri sangat mengganggu dalam ketenangan bekerja, dikit-dikit usul, dikit-dikit protes, ditegur tidak mau, bekerja maunya sendiri, kepada yang lain mempengaruhi untuk tidak bekerja benar, diantara mereka saling curiga. Maka didirikanlah PERSATUAN KARYAWAN PERKEBUNAN NEGARA atau PERKAPPEN. Tidak semua karyawan langsung masuk menjadi anggauta Perkappen, sebagian kecil masih bertahan dengan SARBUPRI nya.
Perkappen bisa dikatakan cikal bakal dari SOKSI dan selanjutnya sesuai dengan perkembangan politik di Indonesia menjadi bagian dari GOLONGAN KARYA. Pada waktu jaman Sarbupri hubungan antara Perusahaan dengan karyawan adalah hubungan antara MAJIKAN dan BURUH, sedangkan setelah dengan adanya PERKAPPEN hubungan perusahaan dengan karyawan adalah merupakan mitra kerja yang saling membutuhkan.
Gejala2 ke brutalan Sarbupri makin terlihat, setelah anggauta Sarbupri menghadiri haru ulang tahun PKI di Jakarta. Sepulangnya mereka dari Jakarta tingkah lakunya berubah sulit diatur, bekerja seenaknya, memancing-mancing agar kita marah. Kata2nya sangat arogan :" Nanti mah Kepala Bagian diganti, Administratur diganti dan nanti mah di.........sambil memperagakan seperti mencongkel mata dan seperti memotong leher......."Meletuslah G30SPKI.
Bersamaan dengan kader2 PKI dilatih di Halim, sayapun sebagai HANSIP di Perkebunan bersama dengan Hansip dari seluruh Perkebunan dilatih Pertahanan Sipil selama sebulan di Perkebunan Pasir Yunghuhn atas kerja sama Direksi dan Pemerintah Kabupaten Bandung dengan instrutur dari KODIM Bandung dan dari DODIK Pengalengan. Kenapa saya selalu mengingat kejadian tersebut, karena dalam rencana latihan dimana selesai pelatihan peserta akan study tour ke Jakarta, tetapi sehari sebelumnya ada kejadian G30SPKI, sehingga rencana dibatalkan dan semua peserta segera dipulangkan ke Perkebunan masing-masing, konsinyir di kebun masing-masing. Apa jadinya kalau pada waktu kejadian kami berada di Jakarta!?
Pada waktu aku mulai bekerja tahun 1962,gangguan keamanan masih berlangsung terutama oleh DI/TII Kartosuwiryo, maka di Perkebunan Malabar dibuat Pos Penjagaan oleh TNI dari Yon Kavaleri, sehingga kami merasa tenang bekerja karena dikawal oleh PANSER. Daerah Perkebunan Pangalengan merupakan lintasan gerombolan dari daerah Garut,Cianjur dan Bandung Selatan. Katanya sebelum diambil alih oleh Pemerintah Perkebunan merupakan sumber dana bagi DI/TII, dimana kalau Perkebunan diserang gerombolan, maka utusan dari Perkebunan akan keluar walaupun sedang ada tembak menembak dan tembak menembak akan terhenti, karena upeti telah diserahkan. Tempat yang akrab dengan kegiatan gerombolan, karena merupakan jalan lalu lintas mereka adalah, Riung Gunung,Sentral Cilaki(Perkebunan Malabar punya Pembangkit Listrik sendiri), Gunung Cupu, Dano, Cisanti, Cikembang,Pal Lima.
Berita tertangkapnya Kartosuwiryo disambut gembira oleh semua orang termasuk oleh saya sendiri karena tidak akan merasa takut lagi pada waktu bekerja dilapangan demikian pula pada waktu pulang atau berpergian keluar kebun waklaupun pada waktu malam.Bagaimana rasa takut sangat mencekam bila menjelang malam, masing-masing mempunyai tempat persembunyian rahasiah, kalau tidak ditebing dengan membuat gua, dibawah rumah atau dipara dan bebrbuat apa saja demi keselamatan semua keluarga dengan mengungsikan keluarga kekota. Alhamdulillah berkat kegotongroyongan seluruh masyarat Jawa Barat, tempat2 yang disinyalir tempatnya gerombolan DI/TII di "pagar betis"dengan tujuan mempersempit ruang gerak baik lalu lintas gerombolan maupun akomodasinya achirnya Kartosuwiryo dapat tertangkap dan sejak itu terasa aman.
Cobaan di Perkebunan belum juga selesai muncul lagi pencurian besar2an dan bersenjata pula yaitu mencuri kulit kina yang waktu itu disebut pencurian abloha kina. Kalau yang dicuri satu dua pohon tidak terlalu bermasalah, sedangkan yang mereka curi adalah tanaman kina yang usianya dari yang sudah puluhan tahun sampai yang baru ditanam disikat habis dan yang dicuri itu satu blok kebun. Sebagai seorang planter merasa ngeri melihat pohon kina tinggal batang dan ratingnya saja kulitnya sudah habis dikuliti. Karena diselesaikan sendiri oleh Perkebunan tidak tertanggulangi. Bayangkan saja kalau kami konsinyir menjaga kebun kina satu regu hansip dengan persenjataan hanya satu senapan kuno LE yang sering macetnya daripada ddooorrr, sedangkan si pencuri dengan truk yang dikawal dengan senjata canggih pada waktu itu, kaya Rambo seorang menenteng 2 buah senjata kanan kiri, jelas kami ngeper dan achirnya diadakan Operasi yang diselenggarakan oleh militer dengan mengerahkan panser segala dan alhamdulillah aman. Siapa yang menjadi otak dari pencurian itu, bagi saya sendiri tidak masalah pokoknya aman, saya tidak dibebani lagi harus piket sehari semalam di Norotog Pangalengan, pokoknya aaaammmmaaaannnn.
Banyak pengalaman yang saya dapat di Perkebunan Malabar, tapi nanti saja saya keliling dulu Perkebunan2 yang pernah saya singgahi mulai dari daerah Pangalengan, Garut, Subang sampai Sukabumi. O.K..

3 komentar:

  1. ditunggu tulisan tentang perkebunan daerha garut subang sukabumi dan yang lainnya, tentu menarik srekali.
    hatur nuhun

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum Abah... salam kenal, saya juga bekerja di Perkebunan. hanya saja saya belum pernah ke daerah pangalengan. Beruntung sekali saya bisa mengunjungi blog Abah, saya bisa sedikit tahu mengenai perkebunan tempo dulu, karena orang tua saya dulu tidak ada yang dari Perkebunan.
    Mudah-mudahan Perkebunan makin maju demi kesejahteraan karyawan2nya spt saya, purnakaryawan dan tentu saja memberikan manfaat kepada masyarakat luas disekitar perkebunan. Amin.
    Dari : Kangdede

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hapunten tos 2 taun nembe kabuka, maklum abah teh sok loba pohona.Amin mudah2 karyawan perkebunan sing sejahtera,tapi jangan lupa pula purnakaryawan diperhatikan,apalagi yang sudah lama pensiun tapi masih harirup,sebelum ajal menjemput ingin nostalgia dulu merasakan kesejahteraan jadi purnakaryawan.Kangdede didoakeun ku abah sing enggal jadi Adm. atau jadi direksi ambeh jalan di perkebunan ti ngawitan Pintu sampai Perkebunan Sedep sing hideung deui kawas baheula. Salam nya.

      Hapus