Setelah bekas Pabrik Malabar di renovasi dijadikan Gelanggang Olah Raga Dinamika, maka segala kegiatan yang memerlukan tempat yang luas diselenggarakan di Gelora Dinamika Malabar, karena Gelora bisa menampung orang kurang lebih 2.000 orang. Pertunjukan kesenian,pertandingan bulutangkis, pertunjukan wayang golek, pemutaran film, rapat2 umum dapat dilaksanakan di Gelora ini, termasuk pada waktu Pekan Olah Raga Perusahaan Perkebunan Negara se Indonesia pada tahun 1965. Pembangunan Gelora Dinamika cukup membanggakan,karena dikerjakan sendiri oleh Perkebunan yang dimotori oleh Mas Sunardi, kang Asep Ruchiat, kang Abung dan rekan2nya, sesuai dengan semangat pada waktu itu Berdiri diatas kaki sendiri. Pernah pula diselenggarakan Pameran Pembangunan untuk menjawab tantangan berdiri diatas kaki sendiri dengan diembargonya produk2 Indonesia, diboikotnya harga 2 komoditi perkebunan dan Partai Komunis Indonesia mulai menggelitik melalui Sarbupri nya dengan usulan2an yang nyeleneh pada waktu itu.
Alhamdulillah berkat Ridhonya Perkebunan tetap eksis. Perkebunan yang ditingalkan bule2 dengan perhitungan mereka karena ditinggalkan oleh mereka Perkebunan akan hancur, tetap menjadi andalan Pemerintah sebagai penyumbang devisa bagi Negara . Produksi terus meningkat demikian pula kwalitasnya. Terobosan2 pemasaran dilaksanakan demi tercapainya devisa negara dan demi menciptakan kepercayaan negara lain, bahwa Perkebunan masih ada.
Dari tahun ketahun anak2 usia sekolah makin bertambah. Anak2 lulusan SD makin banyak sedangkan sekolah lanjutannya tidak ada; yang akan melanjutkan sekolah yang lebih tinggi harus pergi ke Pangalengan. Mungkin dengan pertimbangan2 tsb.para pembuat keputusan dalam hal ini Direksi, maka Gelora Dinamika di renovasi jadi bangunan SD dan SMP. Alhamdulillah lulusan2 dari SMP sudah banyak yang jadi Mandor, Mandor Besar dan ada pula yang sudah menjadi Kepala Bagian, siapa tahu suatu saat jebolan SD/SMP Malabar menjadi Direktur, sesuatu yang mungkin terjadi, karena yang menjadi sarjana mah sudah banyak.
Makanya sangat sedih waktu ada Penjabat yang mengecilkan arti Perkebunan, Perkebunan akan ditutup. Bagi2 saja lahannya untuk rakyat. Apa Perkebunan? Akibatnya banyak lahan2 perkebunan yang diserobot, pohon karet ditebang, pohon teh dibongkar, tanah cadangan ditanami liar dengan dalih, HGU sudah habis, tanah tidur. Sedih....sedih sekali. Ko teganya...teganya. Untungnya aku sudah pensiun jadi tidak banyak urusan dengan penyerobot2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar