Eksport teh terus menurun,begitu berita yang saya baca diharian TRIBUN JABAR tanggal 6 Agustus 2014.
Berita itu cukup menggelitik hati saya ingin tahu apa penyebabnya sampai bisa demikian. Ada apa? Ada apa yang salah?Ada apa2???Mengapa?Mengapa????.Bagaimana tidak menimbulkan kepanasaran sebagian besar hidupku bergaul dengan teh, hampir 36 tahun aku bergaul dengan teh dan sekarang sudah 18 tahun dunia teh kutinggalkan, jadi berita tersebut cukup menggoda dan menggelitik.
Dalam berita itu tertulis: masa kejayaan teh Indonesia memudar. Sepanjang tiga tahun terachir produksi dan eksport teh mulai menurun. Kata Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar Kementrian Pertanian: Produksi teh yang terus turun, karena kwalitas teh lokal yang kurang dapat bersaing dengan import teh,selain juga karena selera orang Indonesia sepertinya lebih menyukai teh import.Keadaan ini sama seperti yang dilaporkan oleh Dewan Teh Indonesia. Yang sangat mencengangkan,bahwa Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri(?) mengimport dari Vietnam .Pertanyaannya mengapa,kenapa ada apa lagi?
Tapi aku bukan yang berwenang memberikan komentar ataupun saran, hanya cerita pengalaman bekerja di perkebunan teh. Gara2 konflik Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda, maka pada tahun 1955/1956 Pemerintah Indonesia mengambilalaih semua Perusahan Belanda melalui Badan Nasionalisasi/Banas.Orang2 Belanda pada hengkang ada yang ke Afrika, ke Sri Lanka atau pulang kandang ke Belanda. Untuk mengisi kekosongan sfaf2 Belanda, maka staf2 pribumi yang ada dipromosikan untuk menjabat jabatan yang lebih tinggi. Mereka mampu karena dari mulai awal bekerja sudah dengan Belanda, hanya saja kedudukannya lebih rendah. Untuk memenuhi kebutuhan staf Perkebunan, maka Kementrian Pertanian mengadakan kursus .Hanya ada 2 angkatan yaitu angkatan 1957 dan 1958 . Kursus tersebut adalah KURSUS KILAT EMPLOYE PERKEBUNAN/KKEP. Sayangnya hanya sampai angkatan ke 2, sedangkan setelah tahun 1958 yang mau bekerja di Perkebunan adalah mereka yang terpanggil untuk bekerja disektor Perkebunan Termasuk aku bekereja di Perkebunan berkat obsesi kedua orang tuaku yang menginginkan anaknya bekerja disektor pertanian/perkebunan/kehutanan. Awal2nya memang berat bekerja di Perkebunan selain tempatnya yang terpencil jauh diatas gunung, apalagi pendidikanku tidak menunjang, tapi alhamdulillah dengan sabarnya para seniorku mendidikku dengan motto mereka kepada yunior dan kepada seluruh karyawannya "bertindak tegas berlaku adil". Tahun2 pertama memang aku digenjot dengan segala ilmu yang mereka ketahui kepada yunior2nya. Bisa mengikutinya melaksanakan tugas2 pekerjaan dengan benar, maka mereka langgeng bekerja sampai dengan pensiun. Karena tidak sedikit para calon karyawan staf yang tidak tahan dengan kondisi di perkebunan, meraka hanya tahan beberapa bulan sudah keluar. Karena baru diambil alih untuk menjaga hal2 yang tidak diinginkan terutama bidang keamanannya,maka ditiap Perkebunan ditempatkan Perwira Pengawas dari TNI, termasuk di Kantor Pusat atau Direksi. Para seniorku adalah para staf yang diserahi untuk mengelola paerkebunan, setelah ditinggalkan oleh Belanda. Merekapun tertantang untuk membuktikan,bahwa tanpa orang Belandapun mampu mengelola Perkebunan.Mereka tertantang dengan ucapan para Belanda tersebut sebelum pergi meninggalkan Indonesia, tunggu saja tidak sampai 5 tahun Perkebunanl akan hancur. Untuk menjawab tangtangan tsb.para senior kami ini mendidik kami cara bekerja yang benar.Cara memelihara tanaman teh, cara memetik teh,cara merabuk,cara memangkas, cara mengolah dan seribu satu cara lagi agar berhasil dengan baik.Tantangan tsb. dijawab juga dengan pembukaan Pabrik Teh di Perkebunan Papandayan dengan prasastri yang bebrunyi antaranlain ........dari tempat yang sunyi ini kita jawab tantangan mereka dengan pembukaan Pabrik Teh Baru. Pembukaan pabrik baru di Perk.Papandayan ini oleh Menteri Perkebunnnan. Dengan dibukanya Pabrik baru ini membuktikan, bahwa teh Indonesia masih ada tidak hancur seperti mereka bayangkan dan berarti teh Indonesia masih diperhitungkan di Pasaran Dunia. Memang awal2nya banyak tantangan yang dihadapi pada waktu itu. Dari segi keamanan......DI/TII merajalela didaerah Perkebunan, karena sumber Dana sudah pada ngacir ke Belanda,makanya terus mengganggu Perkebunan.Untungnya kita punya ABRI punya Polisi dan yang tak kalah pentinya peranan masyarakat semuanya dengan program Pager Betis bersama ABRI, sehingga DI/TII tak berdaya apalagi sudah tertangkapnya Kartosuwiryo.
Pada waktu itu pada masa Belanda Produksi per ha 1000 hkg sudah hebat, pada waktu sekarang mah produksi per Ha 1000 kg sudah harus di replanting. l kg sama dengan 2 hkg/ponds.Kenapa bisa terjadi b egini? Yang secara kasat mata saja bis dilihat pada waktu dulu sebelum diambil alaih kalau kita ke Perkebunan Teh maka akan terlihat tanaman teh akan membentuk kerucut bisa mencapai ketinggian lebih dari 2 meter, sehingga sulit untuk dipetik,tapi tanamannya sehat, sehingga produksi yang dicapai hanya seddikit. Juga disebabkan populasi tanamn per hanya hanya 7.000 - 8.000 pohon per ha. Tapi sekarang populasi tanamannya 12.000 - 12.500 pohon per Ha dan cara pemetikannya dengan giliran 7 sampai 10 hari, Slope of plucking harus dipertahankan, pucuk yang nongol diatas slope of plucking harus dipetik, akibatnya bidang petikan bisa dipertahankan produksi yang didapat lebih besar diimbangi dengan pemupukan yang tepat waktu tepat dosis.Prinsipnya kita hidup dari tanaman teh jadi jangan dilupakan pemupukan dan pemeliharaan.Jangan pucuknya diambil dipupuk tidak. Licik ini mah. Yakin tidak akan bertahan lama bila pucuknya diambil tidak dipelihara tidak dirabuk jangan harap produksi berlimpah kwalitas pucuk baik. Bisa2 perusahaan bangkrut. Yang paling berat menghadapi pemasaran. Produksi teh kita 90 % dieksport.Pada masa2 ambil alih pemasaran teh jadi sasaran dengan berbagai alasan........kwalitasnya jelek,transportasinya jauh dibandingkan dengan dari Kenya, India atau Sri Langka,sehingga produksi teh menumpuk tidak dibeli. Seakan-akan kita sisabotage baik oleh pembeli, maupun para produsen teh diluar Indonesia. Mengapa tidak mereka cs nya Belanda. Benar2 kita kesulitan untuk memasarkan teh kita, produksi menumpuk, walaupun dibeli dengan jumlah yang sangat kecil dengan harga murah.Adalah tugas dari Direksi,Pemasaran dan Pemerintah kita untuk meloby pembeli2 dan meyakinkan pembeli bahwa teh kita kwalitasnya sudah lebih baik dari yang dulu2. Demi kelancran dan kelangsungan Perkebunan tidak jarang pembeli ambil dulu barang, bayar kemudian. Achirnya dengan keberhasilan meloby pembeli,pemerintahan negara pembeli teh kita mulai disegani di Dunia teh. Teh Indonesia punya nama. Tapi bukan berarti tantangan sudah tidak ada. Dengan terbukanya investasi di bidang perindustrian dengan dibukanya pabrik2 textil,pabrik minuman jadi dan lain2nya, terjadi persaingan tenaga kerja. Tenaga 2 muda lebih senang bekerja di Pabrik dari pada di Prkebunan, sehingga tenaga yang tersisa di Perkebunan adalah tenaga2 tua. Untuk menutupi kekurangan tenaga kerja diimbangi dengan mekanisasi. Pekerjaan2 yang bisa dengan mekanisasi secara bertahap dilaksanakan seperti di pemetikan dengan menggunakan gunting pucuk dan didalam pemeliharaan kebun menggunakan herbicida. Tantangan lainnya adalah produksi minuman jadi/teh botol. Sekarang menjamur minuman dalam botol/kaleng.Sedikit terlambat dimana minuman dalam kaleng sudah banyak yang dibuat,baru mucul WALINI. Tidak terlambat masih bisa bersaing. Selain itu dahulu pabrik2 yang membuat teh botol membeli teh dari Perkebunan, tapi sekarang mereka mempunyai Perkebunan Teh senndiri. Berita menggembirakan pada awal Desember 2014 teh kita telah dibeli oleh Pengusaha Malaysia sampai produksi Maret 2015. Mudah2an dengan kabar gembira ini akan menggembirakan pula tentunya bagi karywan perkebunan itu sendiri dengan naik gaji/upah dan fasilatas lainnya dan kami para pensiunan akan memantau kalau2 ada lebihnya bagi para pensiun. Teu enak achirnya. Selamat, semoga Perkebunan kita berbicara terus didunia teh. Amin.
PERJALANAN PANJANG
Pengalaman hidup sejak kecil, dewasa,sekolah,bekerja,pensiun dan menjalani sisa hidup.
Selasa, 16 Desember 2014
Kamis, 31 Juli 2014
MINAL AIDIN WAL FAIZIN
Tidak terasa bulan Ramadhan telah berlalu. Sebulan tidak terasa, padahal penuh dengan tantanagan dan godaan. Sebulan menahan lapar dan dahaga. Malam diisi dengan taraweh dan tadarusan. Alhamdulillah semua itu bisa dilalui. Penilaiannya saya serahkan kepada Allah swt, Allah yang maha tahu, yang pengasih dan penyayang dan maha pengampun akan segala dosa2 yang saya perbuat. Kepada teman2,saudara dan yang terlibat dalam tulisan yang pernah saya buat mohon maaf yang sebesar-besarnya mungkin saja dalam tulisan saya ada yang tidak menyenangkan.Mari hari2 kedepan kita isi dengan hasil kita berpuasa .
Kamis, 10 Juli 2014
HARI ULANG TAHUN
Astagfirullah hilazim. Kalau saja tidak diingatkan oleh mantu2 dan anak2ku hampir saja lupa, bahwa bulan Juli adalah bulan bermakna bagiku. Kalau saja mantuku tidak ngirim sms pasti aku lupa bahwa hari itu , tanggal tsb. hari ulang tahunku.Terima kasih. Memang tanggal 2 juli adalah tanggal kelahiranku menurut catatan ayahku alm.tapi yang penting lagi adalah tanggal 6 Juli, karena pada tanggal tsb.secara resmi aku menyunting yang sekarang menjadi nenek cucu2ku. Tak kalah berartinya pada bulan Juli aku dapat SK resmi diangkat menjadi pegawai Perkebunan setelah melalui masa percobaan selama 6 bulan. Lumayan dapat rapel. Hitung2 ternyata umurku telah mencapai umur 37 eh terbalik, dan masa pernikahanku telah mencapai 45 tahun dan umur pensiunku sudah 17 tahun, dipensiun juga pada bulan Juli. Melihat jumlah umurku peecaya tidak percaya ko sampai juga ke angka 7,padahal ayahku hanya sampai ke angka 56, adik2ku 2 orang sampai kepala 6, sedangkan kakaku 2 orang juga sampai kepala 7, memang ibuku sampai kepala 8. Terima kasih ya Allah,Engkau masih menyayangiku memberi kesempayan untuk aku bertobat. Terlalu banyak dosa2 yang aku perbuat tanpa aku sadari. Tapi walaupun demikian aku telah siap kapan Engkau akan menjemputku, awal2 aku telah mendaftar namaku telah engkau catat tinggal menunggu giliran, tapi kalau anda-anda mau lebih dahulu dengan senang hati aku merelakan. Aya2 bae. Teman2ku yang masih hidup banyak yang bertanya apa resepnya bisa panjang umur dan,,,,,,,sehat.Alhamdulillah. Apa ya resepnya? Entahlah aku tak punya resep atau jampe panjang umur, walaupun punya mungkin tidak akan kataekan. Sombong. Tapi yang jelas aku tidak pernah ngagugulung masalah dan yang penting mensykuri hidup ini, syukuri rizki yang aku terima saat ini. Dimarahi atasan aku masih bisa menikmati musik. Keuheul ka anak buah atau temen aku masih bisa tertawa dan dengarkan musik.Tidak punya tanah 1 ha, tidak punya kolam 5.000 m2, tidak punya mobil 4 buah, tidak punya simpanan 1 M......... tidak masalah. Demikian pula tidak punya beras 1 ton, tidak punya sapi, ayam, domba, makan apa adanya, bertahun-tahun tidak nambah pendapatan bagiku tidak jadi masalah, karena yang pusing adalah isteri tersayangku. Hahaha.
Dari hasil pernikahanku selama 45 tahun, alhamdulillah telah dikurniai 4 putra. Sicikal Bar masih pdkt cari pasangan hidup, nomor dua Garry sedang menunggui Gita menunggu kelahiran putra pertamanya,yang nomor 3 Garti, momong dan menjaga anaknya yang cantik dan lucu, Aya dan Nasywa karena bapaknya Aya dan Nasywa mah bang Toyib, sedangkan si bungsu Bop dari Endah isterinya dikarunia sementara 2 putra yang lucu2 dan pinter2 Nabil dan Arik. Jadi nanti mah kalau bertemu saya yang ditanyakan itu sudah bertambah berapa cucunya. Jangan salah ya!
Walaupun demikian aku ada permintaan kepada yang maha pencipta,yang maha pengasih dan penyayang, kalaupun aku dipanggilmu menghadapmu aku ingin anaku yang bungsu Bop sudah menduduki jabatan minimal seperti aku dulu atau nungkulan cucuku yang perempuan menikah atau cucu laki2ku dikhitanan atau aku telah merayakan ulang tahun perkawinanku yang ke 50. Tapi tetap aku dan isteriku diberi kesehatan.
Usia pernikahan 45 tahun bukan waktu yang sekejap. 45 tahun penuh dengan suka ,duka,problema kehidupan, tapi kami jalani dengan penuh kegembiraan. Apakah tidak punya masalah???BANYAK! Masa dalam kehidupan berumah tangga tidak ada permasalahan. Bohong kalau selama berumah tangga tidak punya permasalahan, yang penting, bagaimana kita menyikapinya, selesaikan dengan pemikiran tidak dengan emosi. Guruilah kedua orang tua kita.Yang baik tirulah, telandanilah, yang kurang baik tidak usah ditiru.
Alhamdulillah diluar perkiraanku mantuku Endah dan Bop mengundang untuk merayakan 45 tahun perkawinanku dengan buka b ersama di Hotel Aston Braga. Terima kasih, semoga diulang tahun ke 5o perkawinan aku masih ada.
Dari hasil pernikahanku selama 45 tahun, alhamdulillah telah dikurniai 4 putra. Sicikal Bar masih pdkt cari pasangan hidup, nomor dua Garry sedang menunggui Gita menunggu kelahiran putra pertamanya,yang nomor 3 Garti, momong dan menjaga anaknya yang cantik dan lucu, Aya dan Nasywa karena bapaknya Aya dan Nasywa mah bang Toyib, sedangkan si bungsu Bop dari Endah isterinya dikarunia sementara 2 putra yang lucu2 dan pinter2 Nabil dan Arik. Jadi nanti mah kalau bertemu saya yang ditanyakan itu sudah bertambah berapa cucunya. Jangan salah ya!
Walaupun demikian aku ada permintaan kepada yang maha pencipta,yang maha pengasih dan penyayang, kalaupun aku dipanggilmu menghadapmu aku ingin anaku yang bungsu Bop sudah menduduki jabatan minimal seperti aku dulu atau nungkulan cucuku yang perempuan menikah atau cucu laki2ku dikhitanan atau aku telah merayakan ulang tahun perkawinanku yang ke 50. Tapi tetap aku dan isteriku diberi kesehatan.
Usia pernikahan 45 tahun bukan waktu yang sekejap. 45 tahun penuh dengan suka ,duka,problema kehidupan, tapi kami jalani dengan penuh kegembiraan. Apakah tidak punya masalah???BANYAK! Masa dalam kehidupan berumah tangga tidak ada permasalahan. Bohong kalau selama berumah tangga tidak punya permasalahan, yang penting, bagaimana kita menyikapinya, selesaikan dengan pemikiran tidak dengan emosi. Guruilah kedua orang tua kita.Yang baik tirulah, telandanilah, yang kurang baik tidak usah ditiru.
Alhamdulillah diluar perkiraanku mantuku Endah dan Bop mengundang untuk merayakan 45 tahun perkawinanku dengan buka b ersama di Hotel Aston Braga. Terima kasih, semoga diulang tahun ke 5o perkawinan aku masih ada.
Jumat, 15 November 2013
PINDAH KE PERKEBUNAN DAYEUHMANGGUNG GARUT
Gara2 longsor di Perkebunan Pasir Yunghuhn dan Pabrik Teh ditutup, maka aku dimutasikan ke Perkebunan Dayeuhmanggung.Tadinya penuh harapan karena diangkat jadi Kepala Pabrik karirku akan mulus, tapi kenyataannya aku kembali ke jabatanku sebelumnya jadi Kepala Bagian Kebun. Kasihan de lu! Tanpa aku bertanya kepada atasanku, kenapa aku dimutasikan,maka sebagai karyawan yang loyal kepada perusahaan aku jalani mutasi itu, jadilah aku penghuni Perkebunan Dayeuh manggung. Dimana Perkebunan Dayeuh manggung itu? Dari kota Garut menuju jurusan Tasik,setelah lewat Cilawu dan sebelum Bojongloa belok ke sebelah kanan menuju kaki gunung Cikuray disanalah Perkebunan Dayeuh manggung kurang lebih 12 km. Terdiri dari 4 Bagian Kebun , yang terjauh adalah Kebun Cihurang kurang lebih 10 km dari Emplasemen Pabrik dan yang terdekat Bagian Kebun Tengah, sekitar Emplasemen yang lainnya adalah Bagian Pasirwaru dan Nyampay. Seebelum benar2 pindah tempat,maka aku meninjau dulu sambil sekalian lapor kepada Administratur Perkebunan Dayeuhmanggung. Setelah diterima oleh Administratur Perkebunan Dayeuh manggung aku ditempatkan di afdeling Cihurang afdeling yang terjauh disebelah timur kaki Gunung Cikuray. Pada wktu melapor aku diantar oleh pak Arka Art. wakil Administratur Perk. Pasir Yunghuhn. Aku tidak dengan isteri jadi hanya berdua dan ketiga sopir. Kesempatan ini digunakan untuk meninjau afdeling yang akan aku tempati termasuk rumah yang akan ditempati. Dari Pabrik menuju keselatan menuju kaki gunung Cikuray sebelah timur.Sepanjang jalan yang dilalui hanya tanaman teh melulu, sekalikali jurang dengan hutan2 nya, maklum kaki gunung Cikuray. Sampailah ke Emplasemen Cihurang. Karena sudah sore hari dan kabut sudah turun aku tidak lama ada di Emlasemen Cihurang. Ceritanya Emlasemen, tapi hanya ada beberapa rumah karyawan, kantor Afedeling, Penitipan Bayi. Belum ada rumah untuk Staf pada waktu itu, jadi saya
menghuni rumah bedeng untuk dua keluarga dijadikan satu rumah dan belum ada penerangan listrik.
Pada bulan Agustus 1970 jadilah aku warga Perk. Dayeuhmanggung.Aku, isteri dan anakku yang pertama yang baru berumur 4 bulan menghuni Cihurang. Yang biasa bergelimang dengan cahaya listrik, maka di Cihurang cukup dengan cahaya Petromax. Alhamdulillah.
Di Perkebunan Dayeuhmanggung aku bersama lagi dengan teman 2 waktu di Pangalengan seperti Adang Abdurachman, teman waktu sama2 di Perk. Malabar dan sama2 di SMEA Tasikmalaya, Yos Budiman, Ilin Djafar sama2 waktu di Malabar,Maman Sopandi waktu di Perk. Pasir Yunghuhn. Staf2 yang lainnya N.P.Suryana, Ateng,Yana S Prihatna,U.Suherman, Kemon Sujadi, Atang Alamsyah, Dindin Syamsudin, maaf kalau ada yang tidak kesebut, maklum tos lami teuing. Dan Administraturnya adalah Pak Ezrin Mansur.
Dari afdeling Cihurang aku dipindahkan ke afdeling Nyampay. Kalau di Cihurang diwaktu malam aku keluar rumah, maka yang tampak hanyalah gelap dan gelap paling2 cahaya lampu teplok dari rumah2 karyawan, sedangkan waktu di Nyampay kalau aku buka gardeng jendela, maka dari jauh tampak lampu berkelap kelip pemandangan kota Garut. Dirumah tidak lama bergelap-gelap, achirnya diberi genset Honda 500 watt selain jadi terang benderang juga bisa pasang TV.Alhamdulillah. Beruntung sekali aku ditempatkan di Perkebunan dengan Administraturnya pak Ezrin Mansur dimana kelak pada waktu aku jadi Pimpinan Perkebunan banyak cara2 kepemimpinannya yang aku manfaatkan. Selain itu kedisiplinannya, kejujurannya dan cara menempatkan dirinya, dimana sebagai pimpinan, dimana sebagai bapak atau kakak,sebagai masyarakat biasa.Bila kurang menghayatinya dapat disalah tafsirkan, beliau galak, pemarah. Tapi bagiku sendiri aku punya prinsip, selama kita melaksanakan pekerjaan dengan benar,masa akan dimarahi. Beliau marah, berarti beliau memperhatikan kita dari pada dicuekin.Aya aya bae.
Pada waktu itu ada kebijaksanaan Direksi, dimana bagi Perkebunan yang arealnya luas selain Wakil Pimpinan/Employe Pertama ada Kepala Tanaman, nah, dari kebijaksanaan itu ada beberapa orang yang diangkat jadi Kepala Tanaman, termasuk aku, tapi dipindahkan ke Perkebunnan Kertamanah, bekas dua Perkebunan Cinyiruan dan Perkebunan Kertamanah dengan komoditi Kina dan Teh dan aku diangkat jadi Kepala Tanaman Teh. Alhamdulillah.
Justru di Perkebunan Dayeuhmanggung inilah aku merasa ditempa. Aku merasa diberi modal,bahwa aku mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi. Kekompakan seluruh staf menjadikan Perkebunan Dayeuhmanggung dipromosikan oleh bapak Dirprod pada waktu itu Bapak Panji Natadikara, dipromosikan kepada perkebunan lainnya terutama perkebunan teh untuk melihat perkebunan Dayeuh manggung mulai dari produksi, mutu teh, harga jual teh,bidang pangkasan dan bidang petikan dan kebersihan kebun. Wah bukan main bangganya, hanya "ripuh" untuk mencapai itu tapi puas, jerih payah kami diperhatikan atasan yang paling tinggi.Latihan disiplin tiap hari harus menanda tangani absensi, kalau tidak pagi2;ngambil pupuk kalau musim meerrabuk " ya sore hari sambil mengecek produksi hari itu diteruskan kalau tidak bilyard ya main tenis, tapi dapat dibayangkan dari afdeling ke kantor/pabrik itu paling dekat 5 km dan paling jauh ada 10 km. Yang membanggakan bagi keluarga saya, selain saya dapat promosi ke Perkebunan Kertamanah, juga kaluarga saya bertambah 2 orang putra dan putri GA(rut)RRY GAR(rut)DA(yeuh)MA(nggung) dan yang putri GAR(rut)TI DA(yeuhmanggung) YAN(januari) TRI( nu katilu). Waktu ke Perkebunan Dayeuhmanggung membawa orok beureum meninggalkan perkebunan Dayeuh manggung membawa 3 orang, kekayaan yang tiada taranya. Alhamdulillah. Perjalanan masih panjang, istirahat dulu sambil mengingat2.
.
Senin, 07 Oktober 2013
RASA AMAN HARAPAN KITA SEMUA!
Selama aku hidup ada beberapa gangguan keamanan yang mengganggu rasa aman. Aku mengalami ganguan keamanan pada masa penjajahan Belanda, tapi waktu itu masih masa kanak-kanak.Kata ayahku pada waktu itu gangguan keamanan karena memang pada waktu itu kita menghadapi penjajah Belanda. Para pejuang kita selalu berperang dengan Belanda, dimana ada pos tentara Belanda selalu diserang para pejuang.Lihat bule takut rasanya.Tapi karena aku anak kecil tidak tahu apa2 pada waktu itu ya cuek aja. Malah ngolok2 Bule mancung, bule pirang.Tapi bagi masyaratkat umumnya bule itu/Belanda adalah musuh yang harus dilawan, terjadi perlawanan oleh tentara baik secara terang2an melawan tentara belanda dan atau dengan perang gerilya. Para pemuda menyerang pos Belanda yang dijaga oleh soldadu Belanda setelah itu menghilang.Pada waktu masa Jepang aku tidak ingat sama sekali, hanya ayahku pernah bertempat tinggal di Cimindi, setelah itu ayahku dipindahkan ke Rajamandala. setelah itu baru pindah lagi ke Pameungpeuk dan di Pameungpeuk inilah aku mengenal tentara Belanda, karena kebetulan rumahku berdekatan dengan markas tentara Belanda. Dengan bermodalkan bapak dan ibuku bisa berbahasa Belanda dan bermain Bridge, maka kerap kali rumahku diadakan permainan bridge. Diruang tamu bermain brigde, tapi diruang belakang bersatu dengan dapur, para pemuda sedang mengatur siasat bagaimana untuk menyerang mereka, salah seorang diantara pemuda itu adalah Eben Hidayat dan sampai hayatnya beliau menjadi tentara dan pangkat terachir yang saya tahu Mayor Angkatan Darat. Untuk menghindari kecurigaan tentara Belanda, maka suatu waktu markas tentara diserang, termasuk rumahku......ditembak atapnya doangg.
Markas tentara Belanda adalah rumah saudara kakekku, biasa aku menyebutnya nini Haji berdampingan dengan Pos Polisi, sedangkan dibelakang markas tentara Belanda adalah rumah kakkekku yang dipakai oleh t entara Belanda hanya ini mah tentara Belanda Hideung.
Aku paling senang kalau sore hari pada waktu minum sore, aku biasanya diberi satu mug gede kalau tidak air kopi air coklat, kadang2 ada rotinya. Pada waktu itu bapakku perokok berat dan udud padudan alias ngisap cangklong. Sebulan sekali pasti oom Watimena (?) memberi bapakku kalau tidak rokok ya tembakau untuk cangklong. Oom Watimena pasti memanggilku dan dengan logat ambonnya dia berbicara : Ngkus, ini tabak buat papi!
Bandung Lautan Api dirasakan pula dampaknya, rasa tidak aman seperti dikejar-kejar tentara Belanda dan achirnya harus mengungsi ke Ciganjeng, Nagrak, Lamajang, Pangalengan, Genteng dan achirnya berada di Selaawi, Pamoyanan, Pamorotan, Talegong di Garut Selatan. Pulang mengungsi rasa aman masih dihantui dengan peristiwa APRA. Pada waktu kejadian, ayahku sedang dinas ke Bandung dari Pameungpeuk. Bagaimana perasaan keluarga pada waktu itu. Biasanya kalau ke Bandung tidak terlalu lama, ini sampai sore hari belum pulang dan ahirnya membawa berita APRA mengamuk di Kota Bandung. Alhamdulillah ayah bisa kembali pulang selamat.Gangguan keamanan masih belum selesai tanda2 gangguan keamanan masih ada yaitu dari gerombolan DI/TII Katosuwiryo. Daerah Arjasari tidak aman, daerah Cibeureum, Cikembang tembus kedaerah Garut, demikian pula didaerah Pangalengan Gunung Cupu, Pasir Malang, Genteng tembus ke Daerah Garut. Pada waktu itu Gunung Kolotok, kaki Gunung Malabar dihujani dengan meriam dari alun2 Banjaran. Puncaknya keganasan DI/TII pada waktu aku sudah pindah di Ciamis. Terasa sekali gangguan keamanannya, Kantor Urusan Agama disamping Mesjid Agung Kota Ciamis di bakar. Padahal Kantor Urusan Agama itu ada ditengah-tengah kota Ciamis dikelilingi oleh Pendopo Kabupaten, Markas Polisi Militer, Markas Polri. Mencekam sekali pada waktu itu. Ayahku kalau malam tidak ada dirumah, tapi ikut patroli dengan tentara Zipur, karena ayahku diancam oleh DI, sehingga lebih aman bersama tentara dari pada dirumah. Pasalnya ada mantan murid ayah yang menjadi gerombolan DI. Setelah operasi tentara ditingkatkan, barulah merasa aman, apalagi setelah tertangkap beberapa anggota DI.
Tidak banyak yang tahu, bahwa dulu pada waktu gerombolan DI/TII masih merajalela peran tentara besar sekali didalam menjaga keamanan.Dari Ciamis mau ke Bandung baik menggunakan suburban atau bus, maka untuk jurusan Bandung lewat Garut, mulai dari Singaparna sudah dikawal oleh tentara, demikian pula jurusan Bandung lewat Malangbong, mulai Ciawi sudah dikawal oleh tentara sampai Nagrek. Caranya beberapa kendaraan berangkat beriringan alias ngompoy didepan dan belakang konvoy dikawal oleh tentara. Demikian pula yang menggunakan kereta api dikawal oleh tentara caranya didepan lokomotif dipasang dua gerbong kosong, biasanya gerbong untuk mengangkut batu disanalah tentara kita mengawal dengan persenjataan lengkap plus senjata bren. Alhamdulillah setelah ada pengawalan tidak ada kereta api yang terguling ataupun bus yang diberondong. Tapi rasa aman masih jauh dari harapan karena DI/TII masih merupakan pengganggu keamanan pada umumnya. Barulah setelah Kartosuwiryo ditangkap sedikit bernafas lega. Rasa aman cukup tinggi tidak ada rasa takut mau berpergian kemanapun,mau siang mau malam tidak masalah ......Aman! Tetapi rasa aman ini tidak terlalu lama dirasakan. Keamanan kembali terusik dengan adanya pencurian kulit kina. Rasa tidak aman ini sangat dirasakan bagi mereka yang bekerja diperkebunan, maupun kehutanan atau bagi mereka yang mempunyai tanaman kina. Setiap malam pencurian kulit kina atau sucsiruba/sulibra bukan satu dua pohon tapi satu blok kebun dicuri secara sadis, pohon itu cuma diambil kulitnya saja tinggallah batang2nya yang masih berdiri, tapi tanpa kulit, sungguh sangat mengerikan bagi seorang planters. Setiap malam kami harus berjaga.tapi apalah artinya kami ini karena dengan tangan hampa tanpa senjata, kalaupun ada hanyalah bedil panjang/LE, lebih sering macetnya dari pada ngabeledug, sedangkan mereka oknum2 pencuri lengkap dengan kendaraannya dan senjata otomatisnya AK buatan rusia tea. Seorang bukan satu tapi dua senjata , kiri kanan senjata persis kaya rambo. Jelas kami akan kalah dalam penampilanpun. Tapi achirnya dapat diselesaikan dengan Operasi militer diperkuat dengan panser segala. Rasa aman tidak berlangsung lama dikota copet2 mahabu, keluar kota penodongan disertai pembunuhan,perampokan tidak saja didesa juga dikota2. Rasanya tidak aman mau keluar rumah. Achirnya munculah petrus; penembak misterius, dan yang jadi sasaran adalah mereka2 yang meresahkan masyarakat tsb. Tiada aneh bila disuatu tempat ditemukan karung berisi mayat dan biasanya diketahui bahwa mayat2 tsb. adalah mereka meresahkan masyarakat. Sampai saat ini kami tidak tahu siapa itu petrus yang saya rasakan dengan adanya petrus timbul rasa aman.Lumayan beberapa tahun tidak ada rasa takut, mau pergi kemanapun baik siang atau malam. Bagaimana sekarang??? Silahkan rasakan sendiri! Saya yakin bapak Polisi sudah lebih tahu kondisi keamanan sekarang. Sewaktu-waktu boleh juga meminta bantuan bapak tentara hitung2 latihan menunggu perang. Pokoknya aman saja.Memang mahal untuk rasa aman itu.
Markas tentara Belanda adalah rumah saudara kakekku, biasa aku menyebutnya nini Haji berdampingan dengan Pos Polisi, sedangkan dibelakang markas tentara Belanda adalah rumah kakkekku yang dipakai oleh t entara Belanda hanya ini mah tentara Belanda Hideung.
Aku paling senang kalau sore hari pada waktu minum sore, aku biasanya diberi satu mug gede kalau tidak air kopi air coklat, kadang2 ada rotinya. Pada waktu itu bapakku perokok berat dan udud padudan alias ngisap cangklong. Sebulan sekali pasti oom Watimena (?) memberi bapakku kalau tidak rokok ya tembakau untuk cangklong. Oom Watimena pasti memanggilku dan dengan logat ambonnya dia berbicara : Ngkus, ini tabak buat papi!
Bandung Lautan Api dirasakan pula dampaknya, rasa tidak aman seperti dikejar-kejar tentara Belanda dan achirnya harus mengungsi ke Ciganjeng, Nagrak, Lamajang, Pangalengan, Genteng dan achirnya berada di Selaawi, Pamoyanan, Pamorotan, Talegong di Garut Selatan. Pulang mengungsi rasa aman masih dihantui dengan peristiwa APRA. Pada waktu kejadian, ayahku sedang dinas ke Bandung dari Pameungpeuk. Bagaimana perasaan keluarga pada waktu itu. Biasanya kalau ke Bandung tidak terlalu lama, ini sampai sore hari belum pulang dan ahirnya membawa berita APRA mengamuk di Kota Bandung. Alhamdulillah ayah bisa kembali pulang selamat.Gangguan keamanan masih belum selesai tanda2 gangguan keamanan masih ada yaitu dari gerombolan DI/TII Katosuwiryo. Daerah Arjasari tidak aman, daerah Cibeureum, Cikembang tembus kedaerah Garut, demikian pula didaerah Pangalengan Gunung Cupu, Pasir Malang, Genteng tembus ke Daerah Garut. Pada waktu itu Gunung Kolotok, kaki Gunung Malabar dihujani dengan meriam dari alun2 Banjaran. Puncaknya keganasan DI/TII pada waktu aku sudah pindah di Ciamis. Terasa sekali gangguan keamanannya, Kantor Urusan Agama disamping Mesjid Agung Kota Ciamis di bakar. Padahal Kantor Urusan Agama itu ada ditengah-tengah kota Ciamis dikelilingi oleh Pendopo Kabupaten, Markas Polisi Militer, Markas Polri. Mencekam sekali pada waktu itu. Ayahku kalau malam tidak ada dirumah, tapi ikut patroli dengan tentara Zipur, karena ayahku diancam oleh DI, sehingga lebih aman bersama tentara dari pada dirumah. Pasalnya ada mantan murid ayah yang menjadi gerombolan DI. Setelah operasi tentara ditingkatkan, barulah merasa aman, apalagi setelah tertangkap beberapa anggota DI.
Tidak banyak yang tahu, bahwa dulu pada waktu gerombolan DI/TII masih merajalela peran tentara besar sekali didalam menjaga keamanan.Dari Ciamis mau ke Bandung baik menggunakan suburban atau bus, maka untuk jurusan Bandung lewat Garut, mulai dari Singaparna sudah dikawal oleh tentara, demikian pula jurusan Bandung lewat Malangbong, mulai Ciawi sudah dikawal oleh tentara sampai Nagrek. Caranya beberapa kendaraan berangkat beriringan alias ngompoy didepan dan belakang konvoy dikawal oleh tentara. Demikian pula yang menggunakan kereta api dikawal oleh tentara caranya didepan lokomotif dipasang dua gerbong kosong, biasanya gerbong untuk mengangkut batu disanalah tentara kita mengawal dengan persenjataan lengkap plus senjata bren. Alhamdulillah setelah ada pengawalan tidak ada kereta api yang terguling ataupun bus yang diberondong. Tapi rasa aman masih jauh dari harapan karena DI/TII masih merupakan pengganggu keamanan pada umumnya. Barulah setelah Kartosuwiryo ditangkap sedikit bernafas lega. Rasa aman cukup tinggi tidak ada rasa takut mau berpergian kemanapun,mau siang mau malam tidak masalah ......Aman! Tetapi rasa aman ini tidak terlalu lama dirasakan. Keamanan kembali terusik dengan adanya pencurian kulit kina. Rasa tidak aman ini sangat dirasakan bagi mereka yang bekerja diperkebunan, maupun kehutanan atau bagi mereka yang mempunyai tanaman kina. Setiap malam pencurian kulit kina atau sucsiruba/sulibra bukan satu dua pohon tapi satu blok kebun dicuri secara sadis, pohon itu cuma diambil kulitnya saja tinggallah batang2nya yang masih berdiri, tapi tanpa kulit, sungguh sangat mengerikan bagi seorang planters. Setiap malam kami harus berjaga.tapi apalah artinya kami ini karena dengan tangan hampa tanpa senjata, kalaupun ada hanyalah bedil panjang/LE, lebih sering macetnya dari pada ngabeledug, sedangkan mereka oknum2 pencuri lengkap dengan kendaraannya dan senjata otomatisnya AK buatan rusia tea. Seorang bukan satu tapi dua senjata , kiri kanan senjata persis kaya rambo. Jelas kami akan kalah dalam penampilanpun. Tapi achirnya dapat diselesaikan dengan Operasi militer diperkuat dengan panser segala. Rasa aman tidak berlangsung lama dikota copet2 mahabu, keluar kota penodongan disertai pembunuhan,perampokan tidak saja didesa juga dikota2. Rasanya tidak aman mau keluar rumah. Achirnya munculah petrus; penembak misterius, dan yang jadi sasaran adalah mereka2 yang meresahkan masyarakat tsb. Tiada aneh bila disuatu tempat ditemukan karung berisi mayat dan biasanya diketahui bahwa mayat2 tsb. adalah mereka meresahkan masyarakat. Sampai saat ini kami tidak tahu siapa itu petrus yang saya rasakan dengan adanya petrus timbul rasa aman.Lumayan beberapa tahun tidak ada rasa takut, mau pergi kemanapun baik siang atau malam. Bagaimana sekarang??? Silahkan rasakan sendiri! Saya yakin bapak Polisi sudah lebih tahu kondisi keamanan sekarang. Sewaktu-waktu boleh juga meminta bantuan bapak tentara hitung2 latihan menunggu perang. Pokoknya aman saja.Memang mahal untuk rasa aman itu.
Kamis, 15 November 2012
ANAKKU LAHIR DI PERKEBUNAN PASIR YUNGHUHN
Tidak lama aku di Perkebunan Purbasari hanya kurang dari 1 tahun dimutasi ke Perkebunan Pasir Yunghuhn.
Yang mengesankan dari Perkebunan Purbasari adalah aku mengahiri masa lajangku, aku menikahi mantan pacarku dan alhmdulillah pada waktu pindah ke Pasir Yunghuhn, isteriku bulan alaeun.Di Pasir Yunghuhn aku ditugaskan menjadi Kepala Pengolahan/Pabrik Pada waktu aku di Pasir Yunghuhn terjadi musibah tanah longsor yang menelan korban jiwa, selang beberapa hari lahirlah anakku yang pertama, lahir di Rumah Sakit Pasir Yunghuhn.Perlu diketahui, bahwa untuk melayani kesehatan bagi karyawan Perkebunan dan warga Pangalengan ada Rumah Sakit yang dilola oleh Perusahaan. Dari Perkebunan Purbasari/Wanasuka ada jalan pintas lewat Cilaki kecil, makam umum dengan ciri kasnya pohon beringin yang besar,rindang menyeramkan juga dan ahirnya sampailah ke Pasir Yunghuhn.
Pasir Yunghuhn........rada aneh juga ya. Sebagai penghargaan kepada Meneer Yunghuhn sebagai pelopor menanam kina/chinchona, ada pasir yang ditanam kina dijadikan kebun bibit kina. Meneer Yunghuhn yang makamnya ada di Lembang. Dengan perpindahan ini bertambah rekan kerja dengan atasanku sebagai Administraturnya bapak R.Dedeng A Sunarsa, dengan wakilnya bapak Arka Ardiwinata .Employe kebun ada Daman Soleh, Djafar Sukarna, Kepala Administrasi bapak Saman,Kepala Teknik Nasution dan banyak lagi pegawai2 bulanan yang sekarang sudah pada pensiun sebagai pegawai Staf.Kadang2 sudah pada lupa maklum sudah hampir 40 tahun.Yang asing dan aneh bagiku adalah merk dagang dari produk Perkebunan Pasir Yunghuhn, dimana Perkebunan yang lainnya merk dagang sama dengan nama Perkebunannya. Perkebunan Malabar merk dagangnya MALABAR, sedangkan Perkebunan Pasir Yunghuhn merk dagangnya adalah WALANDA. Entah bagaimna bisa demikian tapi yang saya tahu sebelum diambil alih Perkebunan Pasir Yunghuhn adalah milik Pemerintah Belanda seperti juga Perkebunan Cinyiruan yang biasa disebun PPN Lama dan PPN Baru adalah Perkebunan Swasta yang diambil alih. Untuk mengenang pamarentahan Walanda, panginten. Bekerja di Pengolahan /Pabrik harus siap phisik,jaga kesehatan, karena hampir setiap saat ada kegiatan mulai dari menerima pucuk basah dari kebun, meber, melayukan, turun layu, menggiling, mengeringkan, memilih/sortasi,mengepak sampai diangkut.Biasanya pukul 02.00 sudah mulai menurunkan pucuk layu . Bayangkan orang2 sedang nyenyak2 tidur kita sudah sibuk di Pabrik. Enyoj aja dah! Habis sudah bakat........bakat ku butuh. Pembangkit listrik untuk keperluan pengolahan menggunakan tenga uap dari ketel uap.Ada kebiasaan setiap jam 04.30 sirene/hatong dibunyikan, selain untuk membangunkan para karyawan juga suka dijadikan patokan bagi masyarakat sekitar perkebunan untuk memulai kegiatan, baik yang bertani atau yang belanja ke pasar Pangalengan. Suara sirine ini cukup keras dan dapat terdengar sekeliling perkebunan.Pada suatu hari untuk beberapa hari aku bunyikan sirene itu pada pukul 03.30. Semua orang pada ribut, kok masih malam, padahal sirine sudah berbunyi.........bukan kesiangan,tapi kepagian. Karena banyak yang protes, ahirnya pimpinan turun tangan dan menanyakan kepada saya. Supaya tahu saja, kalau sirine sudah berbunyi artinya saya sudah ada di Pabrik. Ada2 saja ! Achirnya sirine dibunyikan seperti biasa lagi pukul 04.30. Hapunten kulan! Tidak lama aku bekerja di pengolahan perkebunan Pasir Yunghuhn, gara2 longsor Pabrik Pasir Yunghuhn ditutup, akibatnya saya sebagai kepala Pengolahan dimutasi ke Perkebunan Dayeuh Manggung jadi Kepala Bagian Kebun.
Yang mengesankan dari Perkebunan Purbasari adalah aku mengahiri masa lajangku, aku menikahi mantan pacarku dan alhmdulillah pada waktu pindah ke Pasir Yunghuhn, isteriku bulan alaeun.Di Pasir Yunghuhn aku ditugaskan menjadi Kepala Pengolahan/Pabrik Pada waktu aku di Pasir Yunghuhn terjadi musibah tanah longsor yang menelan korban jiwa, selang beberapa hari lahirlah anakku yang pertama, lahir di Rumah Sakit Pasir Yunghuhn.Perlu diketahui, bahwa untuk melayani kesehatan bagi karyawan Perkebunan dan warga Pangalengan ada Rumah Sakit yang dilola oleh Perusahaan. Dari Perkebunan Purbasari/Wanasuka ada jalan pintas lewat Cilaki kecil, makam umum dengan ciri kasnya pohon beringin yang besar,rindang menyeramkan juga dan ahirnya sampailah ke Pasir Yunghuhn.
Pasir Yunghuhn........rada aneh juga ya. Sebagai penghargaan kepada Meneer Yunghuhn sebagai pelopor menanam kina/chinchona, ada pasir yang ditanam kina dijadikan kebun bibit kina. Meneer Yunghuhn yang makamnya ada di Lembang. Dengan perpindahan ini bertambah rekan kerja dengan atasanku sebagai Administraturnya bapak R.Dedeng A Sunarsa, dengan wakilnya bapak Arka Ardiwinata .Employe kebun ada Daman Soleh, Djafar Sukarna, Kepala Administrasi bapak Saman,Kepala Teknik Nasution dan banyak lagi pegawai2 bulanan yang sekarang sudah pada pensiun sebagai pegawai Staf.Kadang2 sudah pada lupa maklum sudah hampir 40 tahun.Yang asing dan aneh bagiku adalah merk dagang dari produk Perkebunan Pasir Yunghuhn, dimana Perkebunan yang lainnya merk dagang sama dengan nama Perkebunannya. Perkebunan Malabar merk dagangnya MALABAR, sedangkan Perkebunan Pasir Yunghuhn merk dagangnya adalah WALANDA. Entah bagaimna bisa demikian tapi yang saya tahu sebelum diambil alih Perkebunan Pasir Yunghuhn adalah milik Pemerintah Belanda seperti juga Perkebunan Cinyiruan yang biasa disebun PPN Lama dan PPN Baru adalah Perkebunan Swasta yang diambil alih. Untuk mengenang pamarentahan Walanda, panginten. Bekerja di Pengolahan /Pabrik harus siap phisik,jaga kesehatan, karena hampir setiap saat ada kegiatan mulai dari menerima pucuk basah dari kebun, meber, melayukan, turun layu, menggiling, mengeringkan, memilih/sortasi,mengepak sampai diangkut.Biasanya pukul 02.00 sudah mulai menurunkan pucuk layu . Bayangkan orang2 sedang nyenyak2 tidur kita sudah sibuk di Pabrik. Enyoj aja dah! Habis sudah bakat........bakat ku butuh. Pembangkit listrik untuk keperluan pengolahan menggunakan tenga uap dari ketel uap.Ada kebiasaan setiap jam 04.30 sirene/hatong dibunyikan, selain untuk membangunkan para karyawan juga suka dijadikan patokan bagi masyarakat sekitar perkebunan untuk memulai kegiatan, baik yang bertani atau yang belanja ke pasar Pangalengan. Suara sirine ini cukup keras dan dapat terdengar sekeliling perkebunan.Pada suatu hari untuk beberapa hari aku bunyikan sirene itu pada pukul 03.30. Semua orang pada ribut, kok masih malam, padahal sirine sudah berbunyi.........bukan kesiangan,tapi kepagian. Karena banyak yang protes, ahirnya pimpinan turun tangan dan menanyakan kepada saya. Supaya tahu saja, kalau sirine sudah berbunyi artinya saya sudah ada di Pabrik. Ada2 saja ! Achirnya sirine dibunyikan seperti biasa lagi pukul 04.30. Hapunten kulan! Tidak lama aku bekerja di pengolahan perkebunan Pasir Yunghuhn, gara2 longsor Pabrik Pasir Yunghuhn ditutup, akibatnya saya sebagai kepala Pengolahan dimutasi ke Perkebunan Dayeuh Manggung jadi Kepala Bagian Kebun.
Kamis, 08 November 2012
HAI!JUMPA LAGI
Alhamdulillah, setelah hampir lebih dari satu tahun tidak muncul diudara, tidak berkelana didunia maya , maka pada hari ini aku bisa berkomunikasi lagi. Banyak alasan. Komputernya rusak, ada juga laptop juga sudah rusak dan yang paling penting modemnya ...........langganannya belum dibayar. Nunggu donatur dari anak2 tidak kunjung datang, Tapi alhamdulillah mantu anakku yang bungsu yang baru nikah memberi hadiah perkawinan mereka dengan dirumah dipasangi lagi modem. Thank,s. Permohonan maaf komentar2 yang belum saya jawab, Insya allah. sambil mengisi waktu, menunggu waktu,menunggu cucu, sambil moyan diteras moe tonggong akan saya jawab.Sabar saja ya! Memang beberapa bulan kebelakang saya disibuki, dimintai tolong oleh saudara untuk mencari tanah perkebunan untuk ditanami dengan aneka tanaman .peternakan dan vila untuk istirahat total jauh dari kebisingan dan jauh dari sentuhan 2 modern......back to nature. Tapi gagal Tempatnya sudah ada dan cocok, tapi ada masalah dengan hak kepemilikannya. HGU perlu diperpanjang tapi sudah dianggunakan ke Bank. Kok bisa ya?Dan yang paling sibuk adalah menijadi MC.Pagi2 antarkan dan siang hari menjemputnya. Mana tiap hari dua orang...........Momong Cucu.
Langganan:
Postingan (Atom)